Tidak semua yang Saya tulis adalah Saya, tidak semua yang Kamu baca adalah Kamu

Sabtu, 03 Maret 2012

Askep TBC


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. MS
DENGAN SALAH SATU ANGGOTA MENGALAMI  TBC PARU

 A. Pengkajian
1. Struktur Dan Sifat  Keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama                                  : Tn. MS
Jenis Kelamin                     : Laki – Laki
Suku                                   : Jawa
Umur                                  : 54 Tahun
Agama                                : Islam
Pendidikan                         : SD
Pekerjaan                            : Petani
Alamat                                : RT 22 RW 06 Dusun Kreweh Desa Gunungrejo
                                             Kec. Singosari Kabupaten  Malang
b. Susunan Anggota Keluarga

No.
NAMA
L/P
USIA
HUB.KK
PEND
PEKJ
KET

1.
2.
3.
4.

Ny.M
Ny. F
Nn. S
An. AS

P
P
P
L

68 tahun
48 tahun
18 tahun 
12 tahun

Mertua
Istri
Anak
Anak

-
SD
SLTA
SD

-
Tani
-
-

Sakit
Sehat
Sehat
Sehat

2. Faktor Sosio-Budaya-Ekonomi

a. Penghasilan Dan Pengeluaran
Sumber penghasilan adalah dari kegiatan bertani yang dilakukan oleh kepala keluarga bersama istri, yaitu sekitar ± Rp. 500.000,-/perbulan. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan sekitar  ± Rp. 300.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik, kebutuhan anak sekolah.
b. Pendidikan
 Anggota keluarga semuanya berpendidikan semuanya berpendidikan tingkat dasar, kecuali mertua yang tidak sekolah, dan anak pertama yang sedang sekolah kelas 12 (SMA kelas III). Berkaitan dengan penyakit TBC yang diderita Tn. MS, keluarga mengatakan tidak tahu  bagaimana  cara penularan TB paru kepada  orang lain  dan bagaimana cara pencegahan terhadap  anggota keluarga yang lain. Setelah dijelaskan tentang pengertian penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya, Tn.MS dan Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat
c. Suku Dan Agama
keluarga merupakan suku Jawa dan beragama Islam, dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), acara Diba’ (remaja putri dan ibu-ibu).

3. Kegiatan Sehari - Hari
a. Nutrisi
   keluarga lebih sering memasak sendiri dari pada membeli, dengan komposisi sebagai berikut : makanan pokok yaitu nasi, tempe dan tahu, sayuran yang didapat dari kebun/sawah, jarang makan buah dan minum susu. Keluarga dalam memasak sayur dengan mencuci dulu lalu dipotong – potong. Keluarga  makan  tiga kali dalam sehari  dengan porsi yang cukup. Pemberian makan sama  rata untuk seluruh anggota keluarga. Cara menghidangkannya terbuka di atas meja. Alat  makan digunakan bersama atau tidak ada pemisahan dalam pemakaiannya. Pantangan   makan tidak ada.
b. Eliminasi
Pola BAB anggota keluarga sehari sekali dan BAK tiga-empat kali sehari. Pada anggota  keluarga tidak ada yang mengalami gangguan  dalam eliminasi. Tempat BAB adalah di sungai atau menumpang di WC tetangga.
c. Olah Raga
Kepala keluarga mengatakan tidak menyediakan waktu khusus untuk melakukan olah raga, tapi dia telah rutin pergi ke sawah setiap pagi dan sore. Kegiatan di sawah mislnya mencangkul, mencari rumput untuk ternak, atau mencabuti rumput yang mengganggu tanaman padi. Istri juga tidak meluangkan waktu untuk kegiatan olah raga secara khusus, dia hanya ikut membantu suami kerja di sawah. Anak-anak tidak ada kegiatan olah raga di rumah, sedangkan di sekolah sesuai jadwal olah raga di sekolah masing-masing.
d. Kebersihan Diri
Kepala keluarga dan istri mandi 2 kali sehari, yaitu sepulang dari sawah dan pada sore hari. Anak-anak mandi 2 kali sehari sebelum berangkat sekolah dan pada sore hari. Kebersihan  mandi dua  kali sehari dengan menggunakan  sabun mandi, menggosok gigi sekali sehari dengan pasta gigi serta mencuci rambut tiga hari sekali  dengan menggunakan sampho, kebiasaan  mandi keluarga di rumah dengan air sumber yang berasal dari mata air Sumberawan. Berkaitan dengan TBC, keluarga mengatakan tidak mengerti mengenai sanitasi yang sehat  yang dapat  mencegah penularan TB paru. Tn.MS mengatakan tidak mempunyai tempat khusus untuk pembuangan dahak, biasanya meludah di halaman atau dimana saja saat ia berada.
e. Waktu Senggang/Hiburan/Rekreasi
Penggunaan waktu senggang oleh anggota keluarga dengan santai–santai atau digunakan untuk membicarakan masalah keluarga. Anggota keluarga dalam menggunakan waktu senggangnya sesuai dengan usia dan jenis kelamin. Untuk mendapatkan hiburan keluarga melihat  televisi dan radio.
f. Istirahat
Pola istirahat keluarga jarang tidaur siang, kalau sempat tidur siang biasanya selama 1 – 2 jam mulai pukul 12.30 – 14.30. Kebiasaan tidur pada malan hari jam 22.00 – 05.00. Pada Tn. MS tidurnya sering terganggu oleh karena sering batuk pada malam hari, dan sering berkeringat dingin pada malam hari.
g. Kebiasaan Sosial                                  
Semua anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan sosial masyarakat seperti kegiatan tahlilan, diba’ dan lain-lain. Kepala keluarga yaitu Tn. MS dahulu merupakan perokok berat dengan frekuensi 1 pak perhari. Sejak sakit frekwensi merokok dikurangi sekitar ½ pak perhari.

4. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini  berada pada tahap ke III, yaitu keluarga dengan anak usia sekolah. Anak pertama perempuan, masih sekolah di SLTA dengan usia 18 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki berusia 12 tahun dan masih sekolah dibangku SD.
c. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga tidak mempunyai  penyakit keturunan. Riwayat kesehatan masing masing keluarga  baik kecuali Tn. MS yang mempunyai riwayat TBC. Kebiasaan anggota keluarga apabila ada yang sakit periksa ke Bidan Desa atau ke Mantri. Untuk mengatasi penyakit yang diderita saat ini, Tn.MS berobat rutin ke Puskesmas Singosari, dan sekarang ini obat sudah dapat diambil di Polindes.
d. Riwayat Keluarga Sebelumnya
    Riwayat kesehatan sebelumnya, keluarga mengatakan tidak pernah sakit serius. Mertua Tn.MS saat ini sudah lanjut usia, dan mengalami sakit batuk-batuk dan linu-linu, belum pernah periksa lab/dahak, hanya berobat kalau linu-linunya dirasa sangat mengganggu.

5. Faktor Lingkungan
a.    Karakteristik Perumahan
Perumahan yang digunakan adalah semi permanen dan miliknya sendiri. Luas pekarangan 5 x 9 meter dengan bangunan rumah 8 x 12 meter. Lantai   rumah sebagian dari plester semen dan sebagian masih tanah, atap dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, disekitar kamar dan ruang tengah serta dapur, disetiap kamar dan ruang tengah serta dapur ada lubang angin, Penerangan menggunakan lampu listrik. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 15 watt, ruang tengah terdapat bola lampu 20 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt.
     Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan  (kursi), ruang tidur, dapur berdinding bambu anyam dan lantai tanah. Keluarga mempunyai kamar mandi tapi tidak ada WC, bila buang air besar di sungai atau numpang di WC tetangga. Halaman rumah tampak kurang bersih oleh rerumputan disekitar rumahnya.
    Keluarga menggunakan air sumber dari mata air Sumberawan untuk minum dan memasak, keadaan air secara fisik jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Keluarga menyimpan air dari sumur dalam gentong yang kebersihannya cukup dan tertutup.
    Keluarga mempunyai tempat pembuangan limbah yang dibuang langsung di belakang rumah dan dibiarkan terbuka.
Keluarga mempunyai ternak sapi dengan kandang menempel di belakang dapur. Pembuangan kotoran ternak berupa jurang terbuka berjarak 3 meter dari kandang.

6. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. MS dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa. Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap saat dan waktu santai. Komunikasi  saat makan sering dilakukan,  dan terbiasa makan bersama.
b.  Struktur Kekuatan Keluarga
Keluarga tidak mempunyai peran dalam masyarakat, hal ini terbukti dengan ketidakmampuan keluarga Tn. MS dalam mempengaruhi tetangga. Kekuatan dalam keluarga yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah Tn. MS dan Ny.F cukup bijaksana, tampak sabar dalam menghadapi penyakit atau masalah yang dialami oleh anggota keluarga, sehingga dapat mendorong Tn.MS untuk berobat secara teratur sampai sembuh. Ny.F sering mengingatkan Tn.MS jika lupa minum obat.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
     Keluarga dalam struktur peran formal  tidak ada atau tidak mempunyai peran. Begitu juga dalam perannya secara informal.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
     Keluarga Tn. MS menganut agama Islam, dalam kehidupan keseharian diwarnai dengan kebiasaan secara agamis. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan jawa.  Dalam kebiasaan keluarga Tn. MS tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.

7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
   Dalam kehidupan keseharian, keluarga Tn. MS sangat harmonis, rukun dan tentram. Semua keluarga  merasa saling memiliki, apabila ada keluarga yang sakit atau ditimpa musibah, maka anggota keluarga yang lain ikut merasakan akan hal yang sama yaitu keadaan sakit atau ditimpa musibah.  
b. Fungsi Sosialisasi
Hubungan dalam keluarga Tn. MS menganut kebudayaan jawa. Dalam berhubungan dengan anggota masyarakat, keluarga tidak tampak kaku. Keluarga sangat membaur dengan budaya yang ada disekitarnya.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga Tn MS mampu untuk kurang mengenal dengan baik masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga yaitu Tn. MS dengan TB paru. Hal ini dibuktikan dengan bahwa keluarga belum mampu untuk menyebutkan tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab dari TB paru.
Kemampuan keluarga untuk mengerti tentang sifat masalah sudah tampak, karena keluarga tidak menganggap bahwa batuk – batuk yang dialami oleh Tn. MS dianggap sebagai batuk biasa dan keluarga sudah memeriksakannya ke Puskesmas Singosari dan sudah mendapat terapi sejak bulan Oktober 2007. Sejak awal pengobatan, Tn.MS mengatakan sudah berobat secara teratur. Kalau obat habis, keluarga langsung pergi ke Puskesmas untuk mengambil obat. Tn.MS mengatakan sebenarnya malas minum obat karena setelah minum obat, ia merasa mual dan kembung. Tapi Tn.MS ingin cepat sembuh, sehingga walaupun malas ia tetap meminum obatnya.
Pemanfaatan fasilitas kesehatan, keluarga Tn. MS mampu untuk memanfaatkannya, karena Tn. MS selama sakit  berobat ke Puskesmas Singosari.
d. Fungsi Reproduksi
   Jumlah anak yang dimiliki oleh Tn. MS adalah 2 orang, Ny.F menggunakan KB Suntik.
e. Fungsi Ekonomi
   Keluarga Tn. MS termasuk keluarga yang kurang mampu hal ini dapat dilihat dari penghasilan tiap bulanya hanya sekitar Rp.500.000/perbulan. Dalam pemenuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. MS sangat sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.MS menanam sayur di tepi sawahnya serta di pekarangan rumahnya. Jika ingin makan lauk-pauk, Tn.MS biasa mencari ikan di sungai dekat rumahnya.

8. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stress baik itu stess jangka pendek ( < 6 bulan ) maupun jangka panjang ( > 6 bulan ). Tetapi keluarga Tn. MS hanya mengalami stress biasa yang dapat dengan segera diatasi.
b. Kemampuan Keluarga Berespon  Terhadap Situasi/Stressor
Pola pemecahan masalah dalam keluarga Tn. MS adalah dengan cara musyawarah antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Misalnya dalam menentukan pengobatan  Tn. MS, dalam pengambilan keputusan di keluarga yang paling menonjol adalah Tn. MS
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.

9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Tn. MS
    Riwayat kesehatan sekarang  : sejak enam bulan yang lalu Tn. MS sering batuk yang disertai adanya dahak yang warnanya kekuningan dan kadang disertai darah dalam dahaknya, demam di malam  hari, nafsu makan menurun, berat badan agak menurun. 
    Riwayat kesehatan masa lalu : Tn. MS tidak pernah menderita penyakit yang berat, kronis atau penyakit yang menular. Tn. MS tidak pernah minum – minuman keras, tapi merupakan perokok berat dengan frekwensi 1 – 1,5 pak perhari.
    Pemeriksaan Fisik :
    Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 84/menit, respirasi  22/menit, tinggi badan 162 cm, berat badan 48 kg.
    Bentuk kepala bulat, ukuran sedang dan simetris. Kulit kepala tidak ada luka, ketombe dan bersih. Pertumbuhan rambut merata, warna hitam dan putih, tidak rontok. Wajah  agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.
    Mata lengkap, simetris, skelera tidak ikterus, tidak ada peradangan, konjungtiva agak anemis, tidak ada benjolan abnormal, penglihatan agak kabur.
    Telinga lengkap, simetris bilateral, pendengaran baik, tidak ada radang atau benjolan yang abnormal.
     Mulut dan faring :  bibir tidak sianosis, kering dan tidak ada luka, gigi dan gusi normal, adanya sisa makanan, caries tidak ada, terdapat karang gigi dan  tidak ditemukan perdarahan. Lidah berwarnah merah merata. Bau  nafas tidak ada, uvula simetris, tonsil tidak meradang dan tidak ada perubahan suara.
    Hidung bersih, tidak ada secret, tidak terdapat tanda radang, tidak  terjadi deviasi  septum nasi, tidak  terdapat polip. Pernafasan cuping hidung tidak ada.
    Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.
    Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 22 permenit, terdapat retraksi intercosta dan batuk produktif serta pergerakan dada kanan dan kiri sama. Fokal fremitus lebih bergetar paru kiri dari pada kanan, perkusi suara dullness. Suara nafas bronchial dan bronkho-vesikuler terdapat ronkhi basah. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Kelainan tulang belakang tidak ditemukan.
    Abdomen turgor baik, bentuk perut cekung, bising usus 12/menit, perkusi tympani, hepar , lien tidak ada kelainan
    Ekstrimitas simetris, tidaki terdapat edema, tidak ada varieses, kekuatan otot empat.

b. Pemeriksaan Fisik  Ny. F
Riwayat Kesehatan masa lalu : Ny. F tidak pernah menderita  penyakit yang berat, kronis atau penyakit yang menular.
    Tanda vital : tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80/menit, respirasi  14/menit, tinggi badan 152 cm, berat badan 52 kg.
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari Tn.MS ke Ny.F. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga tidak mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

c. Pemeriksaan Fisik An. AS
Riwayat Kesehatan masa lalu : An.AS tidak pernah menderita  penyakit yang berat, kronis atau penyakit yang menular.
    Tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80/menit, respirasi  18 x/menit, tinggi badan 144 cm, berat badan 38 kg.
Tidak tampak gejala-gejala penyakit yang serius, tanda-tanda penularan kuman TBC dari Tn.MS ke An.AS. Fungsi pernafasan baik, tidak mengeluh batuk-batuk yang menetap. Juga tidak mengeluhkan gejala-gejala penyakit yang lain.

d. Pemeriksaan Fisik Nn. S
Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Nn.S tidak pernah menderita  penyakit yang berat, kronis atau penyakit yang menular. Saat kumnjungan pertama, perawat tidak berjumpa dengan Nn.S karena belum pulang dari sekolahnya.

e. Pemeriksaan Fisik Ny.M
Riwayat Kesehatan masa lalu : menurut Ny.F, Ny.M sudah lama mempunyai penyakit linu-linu.
    Tanda vital : tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 76/menit, respirasi  16 x/menit, tinggi badan 150 cm, berat badan 50 kg.
    Wajah  agak pucat. Struktur simetris dan tidak ditemukan kesan sembab.
    Mata lengkap, bola mata keruh, penglihatan agak kabur.
    Telinga lengkap, simetris bilateral, fungsi pendengaran menurun
    Leher , posisi trachea simetris, tidak ditemukan pembesaran tyroid dan perubahan suara serta pembesaran kelenjar limfe.
    Thorak : bentuk normal, frekwensi pernafasan 16 x/menit. Jantung suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada tanda – tanda pembesaran jantung. Tulang belakang agak membungkuk.
     Ekstremitas : terjadi penurunan fungsi gerak (gerakan agak terbatas). Tidak ada edema ekstremitas. Kekuatan otot nilia 4.

10. Harapan Keluarga
    Keluarga berharap  agar batuk Tn.MS segera sembuh sehingga tidak mengalami gangguan jika bekerja di sawah.

B. Analisa Data
No
D a t a
Masalah
Etiologi
1.




DS :
-          Tn. MS mengatakan biasa membuang ludah di halaman, tidak ada tempat khusus.
-          Tn. MS mengatakan belum tahu akibat  bila tidak melakukan tindakan pencegahan pada keluarga.
-          Ny. F mengatakan kurang mengerti tentang pencegahan TBC
-          Keluarga tidak tahu  bagaimana  cara penularan  TB paru kepada  orang lain  dan bagaimana cara pencegahan terhadap  anggota keluarga yang lain.
-          Keluarga mengatakan  tidak mengerti  mengenai sanitasi yang sehat  yang dapat  mencegah penularan TB paru.
-          Tn.MS aktif mengikuti kegiatan sosial keagamaan di masyarakat seperti acara tahlilan, yaasinan, dsb.

DO :
-          Lantai rumah  sebagian terbuat dari tanah, tampak lembab  dan kotor.
-          Tidak ada tempat khusus untuk membuang dahak
-          Tidak  ada tempat  khusus  untuk  pembuangan  limbah rumah.
-          Alat makan  keluarga tidak ada pemisahan  atau digunakan  bersama
-          Pencahayaan rumah (kamar tidur) kurang.
-          Tn.MS tidur sekamar dengan Ny.F


Resiko penyebaran / penularan infeksi



Perilaku kurang higienis


DS :
-          Keluarga mengatakan  sejak lima bulan yang lalu sering batuk yang disertai dahak.
-          Keluarga mengatakan bahwa Tn.MS sakit paru-paru, tapi tidak tahu jenis penyakit, penyebab, pencegahan, perawatan dan pengobatannya.
-          Tn. MS mengatakan, “ saya belum tahu akibat  yang terjadi, bila penyakit saya tidak diobati “.
-          Ny. F mengatakan ,” Tn. MS sudah diperiksakan di RS Soepraoen“. Tetapi batuknya masih sering dan agak sesak.

DO :
-          Keluarga tidak bisa menjawab pertanyaan tentang pengertian penyakit, pencegahan, perawatan dan pengobatannya
-          Pendidikan Tn.MS dan Ny.F SD
-          Setelah dijelaskan tentang pengertian penyakit, cara pencegahan dan pengobatannya, Tn.MS dan Ny.F belum bisa menjawab pertanyaan sederhana perawat


Kurang pengetahuan

Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencerap informasi

DS :
-          Keluarga mengatakan Tn.MS sudah menjalani pengobatan sejak bulan Oktober 2007
-          Tn.MS mengatakan sering lupa minum obat, tapi selalu diingatkan oleh istrinya
-          Tn.MS mengatakan sering mual dan kembung setelah minum obat
-          Tn.MS mengatakan sebenarnya malas minum obat, tapi ia ingin penyakitnya cepat sembuh
DO :
-          Pemeriksaan fisik : bentuk dada normal, terdapat retraksi intercosta, batuk produktif. Nafas agak sesak.
-          lantai ruang tamu dari porselin, sisanya terbuat dari tanah  keadaannya kotor dan lembab.
-          Ventilasi kurang karena jendela / lubang angin terlalu sempit (kurang dari 10% luas lantai).


Resiko kerusakan penatalaksanaan program terapi di rumah (pengobatan tidak tuntas)











 D. Prioritas Masalah

1. Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis.

NO
Kreteria
Perhit
Nilai
Pembenaran
1






2






3





4
Sifat masalah : ancaman





Kemungkinan masalah untuk diubah  : mudah





Potensial masalah untuk dicegah : tinggi




Menonjolnya masalah : keluarga tahu ada masalah tapi merasa bukan sebagai bahaya

2/3 X 1






2/2 X 2






3/3 X 1





1/2
2/3






2






1





1/2

Klien telah berobat secara teratur, tapi biasa meludah di sembarang tempat, aktif dalam kegiatan perkumpulan di masyarakat, tidur sekamar dengan istri

Selama pasien berobat secara teratur, kuman TBC kemungkinan besar tidak akan aktif. Tapi perlu didukung oeleh perubahan perilaku yang lebih higienis

Penyebaran kuman TB paru  dapat  dicegah  asal keluarga  mau hidup sehat dan hubungan dengan petugas kesehatan cukup baik.

Keluarga tahu bahwa penyakit Paru yang dialami Tn.MS bisa menular tapi merasa bukan sebagai bahaya.

Jumlah
4 1/6



2. Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi

NO
Kreteria
Perhit
Nilai
Pembenaran
1



2






3






4
Sifat masalah : aktual



Kemungkinan masalah  dapat diubah : hanya sebagian




Potensial masalah untuk dicegah : cukup





Menonjolnya masalah: keluarga menyadari bahwa mereka kurang paham dan mereka ingin diberi penjelasan yang lebih rinci

3/3 X 1



½ X 2






2/3 X 1






2/2 x 1
1



1






2/3






1

Keluarga tidak memahami dengan baik masalah kesehatan yang dialami Tn.MS

Pemberian informasi tentang penyakit dan kebutuhan perawatan akan sulit dipahami karena kemampuan keluarga menyerap informasi kurang baik, pendidikan rendah

Membantu keluarga memaha-mi masalah kesehatan bisa dilakukan melalui bahasa keluarga dengan mediasi anaknya pertamanya yang sekolah SMA.

Keluarga tidak merasakan adanya masalah yang harus segera ditangani

Jumlah
3 2/3


3. Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah (pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka panjang

NO
Kreteria
Perhit
Nilai
Pembenaran
1


2






3



4
Sifat masalah : potensial

Kemungkinan masalah  dapat diubah : hanya sebagian




Potensial masalah untuk dicegah : cukup


Menonjolnya masalah: masalah dirasakan tapi tidak perlu segera ditangani

2/3 X 1


½ X 2






2/3 X 1



1/2 x 1
2/3


1






2/3



1/2

Tn. MS merasa malas minum obat, dan sering lupa

Pengobatan jangka panjang membutuhkan kesabaran dan dukungan yang besar dari orang-orang terdekat, yang mau mengingatkannya jika upa minum obat

Dukungan istri cukup baik, selalu mengingatkan Tn.MS jika lupa minum obat

Keluarga tidak merasakan adanya masalah yang harus segera ditangani

Jumlah
3 1/6


Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :

1.      Resiko penyebaran infeksi sehubungan dengan perilaku kurang higienis

2.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi

3.      Resiko kerusakan manajemen terapeutik / tatalaksana pengobatan dirumah (pengobatan terputus) s.d. efek samping obat dan pengobatan jangka panjang


E. Rencana Asuhan Keperawatan


1.      Resiko penyebaran infeksi TBC
    Tujuan umum : terhindarnya penularan dan penyebaran kuman TBC ke orang-orang terdekat maupun pada masyarakat sekitar
     Intervensi :
-          Jelaskan penyebab TB paru adalah  basil mycobacterium tuberculosa, dimana dapat menyerang semua orang  baik kecil, tua, muda, kaya, miskin.
-          Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang cara penularan  TB paru yaitu melalui percikan ludah atau sputum pada waktu klien TB paru : bersin , batuk dan menguap. Daya tahan tubuh  yang dipengaruhi  oleh usia, nutrisi dan faktor faali.
-          Kaji cara keluarga  dalam mengambil keputusan untuk mencegah  terjadinya penularan penyakit TB paru.
-          Jelaskan akibat  bila tidak  dilakukan perawatan pada anggota  keluarga  misal  penularan pada anggota  keluarga.
-          Jelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh sebaik mungkin karena  dalam kondisi tubuh yang buruk mudah tertular.
-          Motivasi keluarga untuk melakukan usaha pencegahan
-          Jelaskan dan demontrasikan  cara hidup sehat seperti : pada saat batuk, bersin dan menguap sebaiknya  mulut dan hidung ditutup ; cara membuang dahak atau ludah  yaitu di kloset kemudian di siram, apabila dahak dibuang dihalaman maka harus diuruk dengan tanah ; alat makan sebaiknya tersendiri, setelah dipakai sebaiknya disiram  dengan air mendidih kemudian  dicuci bersih.
-          Jelaskan  dan demontrasikan  tentang rumah yang mendukung tidak terjadinya penularan TB paru, seperti menjaga kebersihan lingkungan  dari polusi  udara, ventilasi rumah harus cukup  sehingga udara dapat tertukar dengan leluasa, pencahayaan dalam rumah harus cukup, sinar matahari bisa masuk secukupnya karena kuman TB dan beberapa kuman lain akan mati bila terkena sinar matahari.
-          Jelaskan bahwa klien TB  perlu dukungan semangat untuk hidup panjang umur dan jangan putus asa .
-          Jelaskan bahwa klien butuh udara segar.
-          Demontrasikan cara menciptakan linkungan rumah yang sehat.
-          Motivasi keluarga untuk mewujudkan lingkungan rumah yang sehat dengan syarat yaitu fisik (kontruksi harus baik dan kuatserta tidak lembab.).psikologis (pembagian ruangan yang baik, penataan perabot yang rapi, kelengkapan fasilitas sanitasi) dan fisiologis (fentilasi harus baik, pencahayaan harus cukup dan terhindar dari kebisingan)
-          Kaji pengetahuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang          ada di masyarakat
-          Jelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas keluarga
-          jelaskan bahwa pengobatan TB paru perlu kesabaran karena harus rajin berobat dan paling sedikit 6 bulan.
-          Jelaskan tentang jadwal pemeriksaan spetum yaitu , kantrol sputum BTA dilakukan sebulan sekali, bila sudah negatif sputum BTA tetap diperiksa sedikitnya sampai tiga kali berturut-turut
-          Jelaskan bahwa pemeriksaan radiologis dilakukan tiap tiga bulan sekali.
-          Jelaskan bila klien di runah mengalami sesuatu misal batuk darah, maka anjurkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan meskipun belum waktunya kontrol.
-          Jelaskan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat selain puskesmas juga dokter-dokter swasta, rumah sakit swasta dan lain-lain.
  
2.      Kurang pengetahuan tentang penyakit, penyebab, cara pencegahan, perawatan dan pengobatann s.d kurangnya informasi dan keterbatasan mencerap informasi
     Tujuan Umum : keluarga mampu  melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru pada anggota.
Intervensi :
-          Jelaskan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti tentang gejala penyakit Tb paru seperti klien merasa lesu, pucat, anorexia, demam dimalam hari dengan atau tanpa berkeringat dingin, sesak nafas, batuk/batuk darah.
-          Jelaskan  bahwa batuk darah yang hebat dapat mengakibatkan  pneumonia aspirasi, tersumbatnya jalan nafas.
-          kaji pengetahuan keluarga tentang cara – cara pemecahan masalah yang tepat.
-          Jelaskan cara prinsip pemecahan masalah pada TB paru yaitu dengan pengobatan  dan perawatan yang tepat dan teratur.
-          Jelaskan akibat bila Tb paru tidak diobati  dalam jangka waktu yang lama  dapat menimbulkan komplikasi seperti batuk darah.
-          kaji pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan klien TB paru.
-          Jelaskan  dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang perawatan klien  TB  paru : makan yang banyak dan bergizi tinggi, istirahat yang cukup ,  pikiran diusahakan  santai hindari stres yang berlarut – larut, berhenti merokok dan hindari polusi udara. Gerak badan  dianjurkan bila penyakit tampak sembuh.
-          Jelaskan pengobatan TB paru  dan cara minum obat serta berapa lama harus minum obat.


3.      Resiko kerusakan manajemen terapeutik
Tujuan : Keluarga memahami tentang kondisi, tindakan pencegahan infeksi, penatalaksanaan stress, faktor pemberat, tanda dan gejala komplikasi, dan sumber-sumber di komunitas yang dapat digunakan.
Kriteria hasil
-          Menunjukkan niat untuk berbagi masalah dengan anggota keluarga yang lain atau teman yang dapat dipercaya.
-          Menyebutkan efek samping obat.
-          Mengidentifikasi strategi untuk mengurangi stress.
-          Mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada tenaga kesehatan.
-          Menggambarkan penatalaksanaan jangka panjang penyakit.
-          Menyebutkan manfaat penggunaan gelang Kewaspadaan-Medis.

Intervensi :

-          Ajarkan mengenai diagnosis dan penatalaksanaan penyakit jangka panjang untuk menentukan tingkat pembelajaran klien-keluarga.
-          Ajarkan inkompatibilitas obat - obatan :
-          Ajarkan pemberian obat-obatan :
-          Ajarkan strategi penatalaksanaan stess : gunakan tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, rujuk ke sumber komunitas untuk program penatalaksanaan stress.
-          Ajarkan konservasi energi.
-          Informasikan klien tentang faktor yang diketahui mencetuskan eksaserbasi :
-          Jelaskan tanda dan gejala yang harus dilaporkan pada profesional pelayanan kesehatan :
-          Ajarkan  tehnik mengunyah dan menelan



F. Impelementasi Dan  Evaluasi


NO

TANGGAL

Diagnosa
Impelementasi
Evaluasi
1
















2.














3













4







22 Des 2007
Sabtu pagi















27 Des 2007
Kamis pagi













8 Jan 2008
Selasa pagi












11 Des 2001
Jumat pagi





Resiko penyebaran penyakit















Kurang pengetahuan














Resiko kerusakan manajemen penatalaksanaan di rumah










Resiko penularan penyakit



n menjelaskan penyabab TB paru
n menjelaskan tentang gejala TB paru










-    mengkaji pengetahuan keluarga tentang resiko terjadinya penularan TB paru  pada anggota keluarga.
-    Menjelaskan tentang  cara penularan TB paru





-     Menjelaskan kepada keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
-     Mengjkaji pengetahuan klg tentang manfaat fasilitas kesehatan yang ada di  masyarakat.


- menjelaskan cara menghindari penularan TB paru seperti menjaga kondisi tubuh.
-Memotivasi dan mendemontrasikan  cara hidup sehat seperti : menutup mulut pada saat batuk  atau bersin , cara membuang dahak atau ludah bila dibuang di halaman maka harus diuruk dengan tanah. Alat makan harus terpisah

S : keluarga mengatakan masih sulit untuk  mengerti tentang penyebab dan gejala TB paru.
O : keluarga tidak mampu  menyebutkan dengan bahasa yang sederhana tentang penyebab dan gejala TB paru.
A :  masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi.

S : keluarga mengatakan  sudah tahu cara penularan TB paru pada anggota keluarga dengan cara percikan ludah.
O : keluarga mampu menjelaskan  dengan bahasa yang sederhana  tentang cara penularan  TB paru yaitu melalui percikan ludah.
A : masalah teratasi
P  : hentikan  intervensi.

S : klg mengatakan telah tahu manfaat yang di dapat dari fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
O : keluarga mampu menjelaskan manfaat dari fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
A : masalah teratasi sebagian.
P : lanjutkan intervensi.

S : keluarga mengatakan telah mengetahui cara merawat anggota keluarga agar tidak tertular, tapi belum mampu melakukan khusus memisahkan alat makan dengan klien.
O : keluarga mampu menjelaskan dan belum mampu mendemontrasikan cara perawatan pada anggota keluarga agar tidak tertular TB paru.
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar