Tidak semua yang Saya tulis adalah Saya, tidak semua yang Kamu baca adalah Kamu

Sabtu, 12 Mei 2012

Makna Cinta Sejati, Story by Aristoteles


Flower in the heart
Aristoteles bertanya pada gurunya Plato tentang apa itu cinta? Mendengar pertanyaan tersebut, sang Guru mengajak muridnya menyusuri padang yang luas. Sampai disana, Plato menganjurkan Aristoteles untuk mencari sekuntum bunga yang menurutnya paling indah dipandang mata.
Jika sudah menemukan bunga tersebut, Plato berharap Aristoteles menunjukkannya. Namun dengan satu syarat, ketika mencari bunga yang indah itu, dia tidak boleh kembali di jalan yang sama. Setelah tugas itu selesai, Plato berjanji akan memberitahukan jawaban dari pertanyaannya.
Aristoteles semula bingung karena sang Guru tidak menjawab pertanyaannya. Ia malah disuruh mencari sekuntum bunga. Pun begitu, ia menuruti perintah sang Guru. Disusurinya padang rumput yang luas itu. Tak berapa lama perjalanannya, ia menemukan sekuntum bunga mawar yang indah. Ia memetik bunga tersebut dan kemudian terbersit dipikirannya, baru saja ia berjalan sudah mendapatkan sekuntum bunga yang indah.
“Mungkin, di depan akan banyak lagi bunga-bunga yang lebih indah,” gumam Aristoteles, sembari membuang setangkai bunga mawar merah yang indah itu.
Aristoteles kemudian berjalan kembali menyusuri padang rumput yang luas itu. Matanya liar mencari bunga yang tercantik dalam perjalanannya. Akan tetapi sampai waktu menjelang petang, tak satupun bunga indah yang dilihatnya seperti pada awal perjalanannya tadi. Aristoteles ingin kembali. Namun ia teringat pada pesan gurunya, untuk tidak melewati jalan yang sama dengan memilih bunga yang sama pula.
Kemudian, Aristoteles menjumpai Plato. Dengan muka yang merah, ia mengatakan prihal yang dialaminya. Ia sudah mendapatkan bunga mawar yang indah di awal perjalanannya tadi. Namun ia membuangnya, dengan harapan aka nada bunga yang lebih indah di perjalanan selanjutnya. Apa yang dipikirkan Aristoteles, ternyata salah. Sampai petang, ia tak lagi mendapatkan kuntum bunga yang indah.
Mendengar cerita perjalanan Aristoteles, Plato tertegun. Ia memandang matahari yang tenggelam di ufuk barat. Dengan suara yang berat, kemudian Plato berkata : “Itu lah yang dinamakan cinta. Kita tidak pernah puas setelah mendapatkan sesuatu yang indah dan selalu berharap akan mendapat kebahagiaan yang lebih dengan menyia-nyiakan apa yang telah kita dapatkan”

Seperti itulah cinta sejati.
Semakin kau cari yang terbaik, maka kau tak akan menemukannya.
Jangan pernah sia-siakan cinta yang pernah tumbuh di hatimu
Karena waktu tidak akan pernah berputar dan kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar