Tidak semua yang Saya tulis adalah Saya, tidak semua yang Kamu baca adalah Kamu

Sabtu, 08 Desember 2012

perjodohan part l


Bismillahirrahmanirrahim..

” Cilah..” aku mendengar Bunda memanggilku dari luar. Aku yang masih didalam kamar segera menyambar jilbab yang ada di kursi didekat meja belajarku.

” Iya Bunda ” aku melongok keluar setelah membuka pintu. Bunda sudah ada didepan pintu sambil tersenyum.

” Ada tamu didepan, tolong ditemuin ya Nak ”

” Siapa Bunda ? ”

” Temennya Ayah ”

Aku pun segera menemui Ayah.

” Sini Nak ” Ayahku menyuruh untuk duduk disebelahnya.

Aku menatap orang-orang yang ada dihadapan Ayah, sepertinya satu keluarga besar. Terdiri dari 4 orang. 2 laki-laki dan 2 perempuan. Aku menerkanya mereka adalah ayah, ibu dan 2 orang anak, laki-laki dan wanita. Tapi tatapanku seakan berhenti ketika menatap sesosok makhluk laki-laki yang sebaya denganku. Kami saling memandang, namun segera kami pun menunduk.

” Kenalin Nak, ini temen Ayah. Pak Mahmud ” Kata Ayah. Aku pun tersenyum.

” Yang itu istrinya, terus putra putrinya. Yang itu namanya Satria dan yang putri cantik ini namanya Santi ”

Aku kembali menatap mereka dan tersenyum, lalu menunduk kembali.

” Oh..ini ya Nak Cilah. Cantik, anggun, pakai jilbab pula. Gimana Satria ? ”

Kata Bu Mahmud.

Lho kok nanya nya sama Satria, kataku dalam hati. Tak perlu waktu lama Ayah pun menjelaskannya padaku.

” Pak Mahmud dan Ayah, ingin agar kamu kenalan dulu sama Satria, istilah kerennya Ta’aruf gitu Nak ”

Aku langsung memandang Ayah. Seperti tau apa yang aku pikirkan, Ayah segera melanjutkan kata-katanya.

” Ayah sama Pak Mahmud inginnya sih kalian menikah ”

Aku memainkan ujung jilbabku, memikirkan apa yang harus aku ucapkan.

” Biar Cilah pikirkan dulu Yah. Om, Tante..Cilah kebelakang dulu, bantuin Bunda ” Aku coba untuk tetap tersenyum

Aku segera bergegas menemui Bunda.

” Bunda, aku gak mau dijodohin. Ini bukan jamannya Siti Nurbaya pake dijodoh-jodohin ” Aku duduk di kursi meja makan, sedikit kesal dengan pembicaraan tadi.

“ Emang Rina udah punya calon ?? “ Kata Bunda sambil menyiapkan minuman buat tamu tadi.

“ Belum Bunda, kalo ada pasti udah aku kenalin “

“ Kalo belum, kenapa kamu gak mau ??” Bunda duduk disebelahku.

“ Aku gak suka dijodoh-jodohin Bunda, apalgi ini masalah masa depan ku. Aku kan pengen milih sendiri “ Kataku tetep ngotot.

“ Itu memang hak kamu Nak, tapi belum tentu pilihanmu itu lebih baik dari pilihan Ayah mu, Nak “

“ Pilihan Ayah juga belum tentu lebih baik dari pilihanku kan Bunda “

“ Iya, masalahnya pilihanmu itu belum ada. Sekarang dihadapanmu tadi ada seorang yang insyaallah sholeh. Paling tidak, Bunda dan Ayah pernah merasakan kebaikannya. Ayah tak mungkin menginginkanmu menikah dengan orang yang tidak dapat menjamin kebahagianmu dunia akhirat. Karna bila kamu telah salah melangkah, maka semuanya adalah salah Bunda dan Ayah yang tak mampu mendidikmu dengan benar “

Aku coba menelaah satu persatu perkataan Bunda.

“ Kalo kamu masih ragu, istikharahlah Nak. Ayahmu atau pun Bunda tak akan memaksamu, tapi yang harus kamu pikirkan adalah kamu mungkin akan menghabiskan waktu lagi untuk menanti dan menunggu laki-laki pilihanmu yang belum kamu ketahui kapan dia akan datang dan belum tentu yang kamu nanti akan lebih baik dari yang Ayah pilihkan. Dihadapanmu kini terbentang jalan yang sangat mudah, tak perlu menanti lagi. Jodohmu justru dengan mudah mendatangimu “ Bunda tersenyum padaku. Senyum yang selalu menenangkanku.

“ Istikharahlah Nak. Itu jalan yang paling baik sekarang “

Bunda meninggalkanku, termenung sendiri.

=============================>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar